TRADISI BUDAYA SUNDA NGARUWAT JAGAD, HAJAT lEMBUR, SYUKURAN NYALAMETKEUN LEMBUR
DI DESA CIPEUTEUY KECAMATAN DARMARAJA
DESA CIPEUTEUY KEC.DARMARAJA LINGKUNG SENI SRI PUSAKA WARGI |
Ngaruwat jagat merupakan istilah yang digunakan untuk hajat selamatan kampung. Setiap satu tahun sekali kampung diruwat atau diberkati agar masyarakat yang tinggal di daerah sekitar kampung tersebut diberkati atau diberi keselamatan dan dijaukan dari segala hal marabahaya dan musibah lainnya. Ngaruwat jagat biasanya disatukan dengan acara buku taun atau seren taun. Adapun alat yang digunakan untuk ngaruwat jagat ialah, duwegan (kelapa muda), daun kihanjuang, pisang badot, dan seekor kambing untuk dikurbankan. Alat-alat tersebut merupakan simbolik dan mengandung makna tersendiri. Misalnya duwegan, duwegan merupakan kelapa muda yang didalamnya mengandung air bersih bening sebagai lambang air yang paling suci. Maknanya adalah, bahwa kita hidup di alam dunia ini harus seperti duwegan, bulat dan memiliki air yang jernih, yang artinya dalam hidup kita harus membulatkan tekad dan menjernihkan pikiran.
Kihanjuang mempunyai maksud “teundeun dina handeuleum hieum, tunda dina hanjuang siang” yang artinya kehidupan tidak hanya untuk saat ini saja tetapi perjalanan hidup masih panjang. Untuk sekarang kita harus bisa mencari atau menyimpan bekal untuk dikemudian hari. Sementara pisang badot merupakan lambang yang menjadi wedus atau jemaan ki semar. Selain itu ngaruwat jagat biasanya mengharuskan membuat tumpeng (nasi kuning).
0 Response to "TRADISI BUDAYA SUNDA NGARUWAT JAGAD, HAJAT lEMBUR, SYUKURAN NYALAMETKEUN LEMBUR"
Posting Komentar